Sanad dan Matan

Jum'at berkah

Sanad

Dari segi bahasa, sanad artinya sandaran atau tempat bersandar. Sedangkan menurut istilah sanad berarti jalan yang menyampaikan kepada matan hadits.

Sebagai contoh: "Dikhabarkan kepada kami oleh Malik yang menerimanya dari Nafi, yang menerimanya dari Abdullah ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah sebagian dari antara kamu membeli barang yang sedang dibeli oleh sebagian yang lainnya" (Al-Hadis).

Dalam hadits tersebut, yang dinamakan sanad adalah: "Dikhabarkan kepada kami oleh Malik yang menerimanya dari Nafi, yang menerimanya dari Abdullah ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda

Matan

Dari segi bahasa, matan artinya membelah, mengeluarkan, mengikat. Sedangkan menurut istilah, perkataan yang disebutkan pada akhir sanad, yaitu sabda Nabi Muhamma saw yang disebut sesudah habis disebutkan sanadnya. Pada hadits di atas, yang disebut matan adalah: "Janganlah sebagian dari antara kamu membeli barang yang sedang dibeli oleh sebagian yang lainnya"

Sanad merupakan hal yang penting dalam dunia Islam, khususnya dalam menjaga validitas informasi yang disampaikan dari guru ke murid, dari Rasulullah hingga guru kita atau penulis kitab. Dr. Mahmud Thahan, dalam kitabnya Taysir Musthalah al Hadits, menerangkan bahwa: kabar tidak dapat diterima kebenarannya sebelum diketahui terlebih dahulu ketersambungan sanadnya.

Kedudukan sanad dalam sebuah hadits memegang peranan pokok, karena hadits yang diriwayatkan akan mengikuti siapa yang meriwayatkan. Dengan demikian, sanad suatu periwayatan hadits dapat diketahui mana yang diterima atau ditolak. Maka muncullah tingkatan shahih atau tidak shahih. Sanad merupakan jalan untuk menetapkan hukum-hukum Islam.

Terkait dengan matan atau redaksi, maka ada yang perlu dipahami. Pertama, ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi Muhammad saw? Kedua, Isi hadits itu sendiri, bila dikorelasikan dengan hadits yang lain, apakah sanadnya lebih kuat? Apakah isi redaksi hadits tersebut searah atau bertolak belakang dengan al Qur’an?

Itulah gambaran kedudukan sebuah hadits. Namun, untuk mempelajarinya, tidak cukup bermodalkan penguasaan sanad dan matan.

Posting Komentar untuk "Sanad dan Matan"