“Wahai orang-orang yang beriman. Bertaqwalah
kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan
berjihadlah (berjuanglah) di jalannya, agar kamu beruntun”. Al Maidah: 35
Kata wasilah menurut mufassirin, ada
yang mengartikan "aladdarajati filjannah" artinya derajat yang
paling tinggi di surga. Pengertian ini didasarkan pada jawaban Nabi ketika
ditanya tentang apa itu wasilah. Abu Wail,
al-Hasan, Zaid, Atha, ats- Tsauri, dan mufassir lainnya, mengartikan wasilah sebagai
mendekatkan diri atau dengan kata lain taqarrub.
Bagaimana
caranya agar dalam rangka mendekatkan diri, mendapat jawaban dari Allah? Ada tiga
cara untuk mencapainya, yaitu: waktu, tempat dan keadaan.
Waktu
Rasulullah
saw, telah mencontohkan bagaimana cara berwasilah yang benar, dengan menelusuri
ucapan dan tindakan beliau. Pertama, melalui sholat. Ada berbagai macam sholat
yang diajarkan beliau. Dari sekian macam sholat itu, yang paling makbul doanya
adalah sholat tahajud (1/3 malam terakhir).
Keistimewaan
sholat tahajud antara lain: mengangkat derajat, membuka pintu rezeki,
mendekatkan diri kepada Alla, menghapus dosa, dan memberi cahaya di akhirat.
Bila pilihan waktu tersebut belum mampu, diberi kelonggaran yaitu sholat diantara
adzan dan iqomah. Dasar hukumnya dari hadits Riwayat Abu
Hurairah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Di
antara setiap dua adzan (ada) shalat, di antara setiap dua adzan (ada) shalat,
kemudian beliau menekankan pada kali ketiga (dengan tambahan) bagi siapa yang
menghendakinya.”
Tempat
Rasulullah
saw, menunjuk beberapa tempat untuk melakukan sholat yang nilai derajadnya
lebih tinggi. Dari Ibnu Az-Zubair bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sekali shalat di masjidku ini lebih utama daripada 1000 kali
shalat di masjid lainnya kecuali Masjidil Haram dan sekali shalat di Masjidil
Haram lebih utama daripada 100 kali shalat di masjidku ini.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, hadits ini sahih menurut
Ibnu Hibban) [HR. Ahmad, 26:41-42; Ibnu Hibban, 1620. Sanad hadits ini sahih].
Bagi orang yang mampu secara
finansial, melakukan sholat di masjidil haram maka beruntunglah. Namun demikian
Allah memberi nilai lebih bagi orang yang kurang mampu untuk melakukan sholat di
masjid yang ditunjuk Rasulullah, yaitu sholat berjamaah di masjid, musholla,
atau tempat-lainnya yang dipergunakan untuk melaksanakan sholat berjamaah.
Keadaan
Cara
yang ketiga ini termasuk istimewa. Karena tidak terikat oleh waktu maupun
tempat. Antara lain melaksanakan amal shalih. Apapun bentuknya. Karena amal
shalih ini bentuknya amat luas, yang meliputi hablun minallah, hablun
minannas dan amal shalih terhadap lingkungan.
Kedua,
dengan berdoa. Mendoakan kepada diri sendiri, maupun berdoa untuk orang lain
atau sebalik nya. Demikian pula dengan melakukan puasa, baik wajib maupun
sunnah. Inilah keleluasaan, kemudahan, kerahmataan Allah yang diberikan kepada
manusia. Ada banyak cara dan mudah untuk mendapatkan wasilah.
Posting Komentar untuk "Wasilah (2)"