Wasilah (2)

 

“Wahai orang-orang yang beriman. Bertaqwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan berjihadlah (berjuanglah) di jalannya, agar kamu beruntun”. Al Maidah: 35

Kata wasilah menurut mufassirin, ada yang mengartikan "aladdarajati filjannah" artinya derajat yang paling tinggi di surga. Pengertian ini didasarkan pada jawaban Nabi ketika ditanya tentang apa itu wasilah. Abu Wail, al-Hasan, Zaid, Atha, ats- Tsauri, dan mufassir lainnya, mengartikan wasilah sebagai mendekatkan diri atau dengan kata lain taqarrub.

Bagaimana caranya agar dalam rangka mendekatkan diri, mendapat jawaban dari Allah? Ada tiga cara untuk mencapainya, yaitu: waktu, tempat dan keadaan.

Waktu

Rasulullah saw, telah mencontohkan bagaimana cara berwasilah yang benar, dengan menelusuri ucapan dan tindakan beliau. Pertama, melalui sholat. Ada berbagai macam sholat yang diajarkan beliau. Dari sekian macam sholat itu, yang paling makbul doanya adalah sholat tahajud (1/3 malam terakhir).

Keistimewaan sholat tahajud antara lain: mengangkat derajat, membuka pintu rezeki, mendekatkan diri kepada Alla, menghapus dosa, dan memberi cahaya di akhirat. Bila pilihan waktu tersebut belum mampu, diberi kelonggaran yaitu sholat diantara adzan dan iqomah. Dasar hukumnya dari hadits Riwayat Abu Hurairah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Di antara setiap dua adzan (ada) shalat, di antara setiap dua adzan (ada) shalat, kemudian beliau menekankan pada kali ketiga (dengan tambahan) bagi siapa yang menghendakinya.”

Tempat

Rasulullah saw, menunjuk beberapa tempat untuk melakukan sholat yang nilai derajadnya lebih tinggi. Dari Ibnu Az-Zubair bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sekali shalat di masjidku ini lebih utama daripada 1000 kali shalat di masjid lainnya kecuali Masjidil Haram dan sekali shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100 kali shalat di masjidku ini.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, hadits ini sahih menurut Ibnu Hibban) [HR. Ahmad, 26:41-42; Ibnu Hibban, 1620. Sanad hadits ini sahih].

Bagi orang yang mampu secara finansial, melakukan sholat di masjidil haram maka beruntunglah. Namun demikian Allah memberi nilai lebih bagi orang yang kurang mampu untuk melakukan sholat di masjid yang ditunjuk Rasulullah, yaitu sholat berjamaah di masjid, musholla, atau tempat-lainnya yang dipergunakan untuk melaksanakan sholat berjamaah.

Keadaan

Cara yang ketiga ini termasuk istimewa. Karena tidak terikat oleh waktu maupun tempat. Antara lain melaksanakan amal shalih. Apapun bentuknya. Karena amal shalih ini bentuknya amat luas, yang meliputi hablun minallah, hablun minannas dan amal shalih terhadap lingkungan.

Kedua, dengan berdoa. Mendoakan kepada diri sendiri, maupun berdoa untuk orang lain atau sebalik nya. Demikian pula dengan melakukan puasa, baik wajib maupun sunnah. Inilah keleluasaan, kemudahan, kerahmataan Allah yang diberikan kepada manusia. Ada banyak cara dan mudah untuk mendapatkan wasilah.


Posting Komentar untuk "Wasilah (2)"