Teori Cerminnya al Ghazali

 

Buku Ihya’ ‘Ulum al-Din karya Imam al Ghazali yang fenomenal itu, dalam salah satu materinya membahas tentang al Mir’ah atau teori cermin. Dokumentasi tertulis dalam buku tersebut membahas tentang hati yang diibaratkan seperti cermin. Sedangkan petunjuk Tuhan bagaikan nur (cahaya).

Ada tiga kemungkinan penerimaan cahaya yang dilakukan oleh cermin.

Pertama, cerminnya terlalu kotor sehingga cahaya tidak dapat menembus kaca cermin. Setarang apapun cahaya yang dilepas, cermin tidak akan dapat menerima dan memantulkan sinar tersebut. Al Gazali mengibaratkan cermin itu seperti perbuatan manusia yang kotor, aniaya, dan merugikan dirinya sendiri.  

Kedua, diantara cermin dan sumber cahaya tersebut ada penghalang. Entah karena benda lain sehingga menutupi perjalanan cahaya, ataukah cermin itu sendiri sudah penuh dengan kerak sehingga menjadi tidak sempurna. Ini menggambarkan manusia yang sudah terjangkit kesenangan dunia. Harta dan tahta dijadikan tunggangan untuk kesenangan.

Ketiga, cermin tersebut memang membelakangi sumber cahaya, sehingga memang tidak mengharapkan menerima kilauan cahaya. Yang termasuk dalam golongan ini adalah mereka yang dengan sengaja mengingkari keberadaan Tuhan.

Sebagai orang yang tahu diri keberadaannya sebagai makhluk, tentu menghendaki agar kaca cermin selalu bersih mengkilap, agar sinar dengan mudah menembusnya. Ia akan selalu melatih dirinya masuk di lingkungan riyadlah (latihan menempa diri dalam rangka penguatan spiritual).

Dalam bab lain, Imam al Ghazali menyebut empat jalur menuju riyadlah. “Riyadlah ditempuh dengan empat jalan, yaitu (memenuhi) makanan pokok, memejamkan mata dari tidur, dan menelan pahit perilaku menyakitkan dari orang lain. Sedikit makan meredam gejolak syahwat. Sedikit minum dapat menyucikan kehendak dan pikiran. Sedikit bicara membawa keselamatan dari bencana dan kecelakaan. Menelan pahit perilaku menyakitkan dari orang lain (yang tidak masuk pidana) dapat menyampaikan kita pada tujuan-tujuan spiritual,”(Abu Hamid Al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439 H-1440 H], juz III, halaman 70-71).

Sumber bacaan; Konsep-konsep Antropologis dalam bukunya Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah.

Posting Komentar untuk "Teori Cerminnya al Ghazali"