Opini dan Kolom (2)

 

Kolom

Memang tidak mudah menulis. Perlu latihan secara terus-menerus. Tak boleh putus asa. Yang bilang menulis itu mudah adalah orang yang berprofesi sebagai penulis. Jurnalistik, penulis ataupun pekerjaan yang ada hubungannya dengan tulis menulis.

Akan tetapi, bagi orang yang baru memulai menginjakkan kakinya masuk dalam “belantara” kepenulisan, tentu saja akan merasakan jatuh bangunnya sebagai seorang penulis. Anda yang melangkahkan kaki ke dunia kepenulisan, tak perlu khawatir, apalagi rendah diri. Seorang penulis handal, pasti mengalami saat permulaan menulis.

Seorang penulis, apapun bentuknya, dan apapun profesinya akan merasakan “nikmatnya menulis”. Seorang jurnalistik tentu harus dinikmati karena terkait dengan penghasilan. Seorang kolomnis akan merasakan kebahagiaan, karena ide yang disampaikan sampai ke pembaca. Seorang penulis opini juga merasakan kepuasan, karena pandangan pribadinya mengalir sampai ke pembaca.

Menulis kolom, yang juga dapat berarti “Catatan”, “Resonansi”, “Refleksi”, “Ulasan”, dan lain-lain, tulisannya singkat. Penulis bermetamorfose sebagai pengamat. Ia menulis sesuatu untuk mewakili keadaan yang terdapat dalam masyarakat. “kesingkatan” dan “kependekan” justru menjadi perhatian pokok.

Sebagai dasar dalam menulis kolom, prosesnya antara lain:

Menggali dan menyusun gagasan

Dalam aktivitas tulis-menulis, selalu diawali dengan gagasan. Ide ini dapat diperoleh lewat sebuah tulisan orang lain, perbincangan, atau bahkan diskusi kecil yang ada di grup whatsap. Gagasan yang telah ditangkap kemudian dicari inti sarinya.

Mengorganisasi gagasan

Setelah mendapatkan ide, kemudian dijabarkan lewat garis besar. Kata kolomnis yang sudah matang, ide itu harus diorganisir. Sebuah tulisan kolom yang baik, bila penulisanya terlebih dahulu merencanakan, mengurutkan dan menentukan gaya tulisan yang hendak dituangkan.

Menulis draft

Langkah berikutnya, mewujudkan gagasan yang telah diorganisir ke dalam bentuk tulisan yang kasar. Kalau penulis tetap konsisten yang telah dipersiapkan sebelumnya, maka tulisan kolom akan segera terwujud. Namun sebaliknya, bila harus menunggu (kecuali membaca referensi), pasti tulisan akan terlalu lama jadinya. Malah akan terjadi goncangan ide.

Menyempurnakan draft

Tidak ada orang yang dapat menulis sekali jadi. Kemudian tulisannya diserahkan kepada pihak media massa. Sekalipun ada, dapat dipastikan tulisannya itu jauh dari kualifikasi sempurna.

Pembenahan draft dapat dilakukan dengan pemagrafan, penyempurnaan kalimat, penggantian kata melalui sinonim agar tidak terjadi monoton. Penggambungan antar paragraf agar saling terkait. Dan, tentusaja menghaluskan kalimat.

Bahan bacaan: Menulis Opini dan Kolom, oleh Kunjana Rahardi


Posting Komentar untuk "Opini dan Kolom (2)"