Musa, Firaun dan Haman (1)

Musa

Nama Musa dalam al Qur’an disebutkan 136 kali dalam 131 ayat pada 34 surat. Nama lengkapnya Musa bin ‘Imran bin Kehat bin Lewi bin Ya’qub.

Musa (dalam Bahasa Ibrani disebutkan Moses) adalah salah satu figur paling berpengaruh dan dihormati dalam Yudaisme, Kristen dan Islam. Nama Musa adalah bentuk subyek dari masyaha yang artinya mengangkat atau melepaskan.

Digunaknnya kata mengangkat, karena lebih dekat kepada sebuah kisah. Salah satu putri Firaun pergi ke sungai untuk mandi. Tiba-tiba ia menemukan bayi yang ditempatkan pada sebuah keranjang dari pohon papyrus. Lalu dia mengangkat bayi itu. Sehingga ia menamakan bayi tersebut dengan nama Musa.

Ketika Musa beranjak dewasa, ia menyaksikan penindasan yang dialami bangsanya oleh bangsa Mesir. Suatu hari, ia membela seorang Ibrani yang dipukuli oleh seorang Mesir. Karena Musa mengetahui, bahwa yang membunuh adalah orang Mesir. Hukum di Mesir saat itu, tidak memungkinkan selain orang Mesir bakal menang disebuah pengadilan, akibatnya Musa melarikan diri ke tanah Midian. Dilingkungan yang baru, ia menjadi seorang gembala.

Justri saat di Midian itu, Allah mengangkatnya menjadi nabi. Musa mengalami pengalaman luar biasa. Ia melihat semak belukar di Lembah Tuwa tepatnya di gunung Horeb (Sinai) yang menyala tetapi tidak hangus terbakar. Dari semak itulah, Allah berbicara kepadanya, memerintahkannya untuk kembali ke Mesir dan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Firaun. Ini adalah panggilan kenabian Musa. Meskipun awalnya ragu dan merasa tidak mampu, Musa akhirnya menerima tugas suci ini, dibantu oleh saudaranya, Harun, yang akan menjadi juru bicaranya.

Musa dan Harun kembali ke Mesir dan berulang kali menghadap Firaun, menuntut pembebasan bangsa Israel. Firaun menolak. Allah pun menurunkan sepuluh tulah (plagues) atas Mesir. Tulah-tulah ini termasuk air yang menjadi darah, wabah katak, lalat pengerat, penyakit ternak, bisul, hujan es, belalang, kegelapan, hingga akhirnya, tulah kematian anak sulung Firaun.

Tulah artinya hukuman, bencana, atau malapetaka yang diturunkan oleh kekuatan ghaib atau Tuhan sebagai akibat dari pelanggaran atau perbuatan dosa. Tulah juga dapat berarti akibat buruk dari perbuatan yang tidak pantas.

Sebagai seorang nabi yang diutus oleh Allah usaha yang dilakukan untuk melawan Firaun (selain membebaskan Bani Israil dan mengembalikan mereka untuk menyembah Allah yang Maha Esa) antara lain:

  • Menyampaikan risalah Tauhid dan mengajak beriman kepada Allah. Ajakan ini yang terberat, karena Firaun sendiri mengaku sebagai Tuhan
  • Menuntut pembebasan Bani Israil. Pesan intinya “Biarkanlah umatku (Bani Israil) pergi”. Musa menuntut Firaun untuk menghentikan penindasan, kerja paksa, dan pembunuhan terhadap bayi laki-laki Bani Israil
  • Memimpin eksodus Bani Israil keluar dari Mesir. Inilah tuntutan yang paling ikonik, yaitu Musa mampu membelah lautan untuk jalan pelarian Bani Israil.

Buku bacaan: “Firaun dan Musa” karya Khalid Ali Nabhan

Posting Komentar untuk "Musa, Firaun dan Haman (1)"