Dua Orang Nelayan

 

Kisah ini ditulis oleh Anas bin Malik, ketika Nabi bercerita. “Musa, nabi yang berbicara langsung kepada Allah, suatu ketika pergi menuju ke laut. Ia melihat sesuatu yang mengagumkan dari laut. Ia melihat seorang pelaut Majusi (pengikut agama Zoroastranisme yang menyembah api) yang jahat. Dia menyekutukan Allah. Dia kufur kepada Allah”.

Nelayan Majusi tersebut ahli dalam mencari ikan dengan menggunakan jaring. Ia melempar jaring dan mendapatkan ikan. Setelah ikan diambil dari sela-sela jaring, Ia melemparkannya lagi. Nelayan itu kemudian mengangkatnya, dan mendapatkannya tidak sedikit ikan yang tersangkut. Demikian berkali-kali, hingga ikan memenuhi sampan yang cukup besar. Setelah dirasa cukup, ia pun pulang ke rumah. Dia tetap pada pendiriannya. Menyembah api, selalu menyekutukan Allah.

Lain waktu, nabi Musa melihat nelayan lainnya yang juga dalam rangka mencari ikan untuk kebutuhan makan sehari-hari. Dilemparkannya jaring ke laut, namun setelah ditarik tidak mendapat ikan satupun. Ia melemparkannya lagi sambil berdoa “Ya Allah, ini untuk keluargaku dan kebutuhan kami”. Saat jarring diangkat, seketika ada satu ikan yang tersangkut di jaringnya. Musa memandanginya. Orang itu memuji Allah, dan bersyukur, seraya mengucapkan “Ini sudah mencukupi keluargaku malam ini”.

Melihat kedua keadaan nelayan itu, Musa berkata “Ya Tuhanku, hamba-Mu datang kepada-Mu dengan menyekutukan-Mu, tak mengakui-Mu, tapi, Engkau memberikan rizki yang besar. Engkau lapangkan hidupnya. Sementara, ada hamba-Mu yang menyayangi-Mu, mencintai-Mu dengan sepenuh hati, beriman keda-Mu, tapi Engkau membatasi rizkinya”.

Doa nabi Musa tersebut adalah adalah cerminan seorang pemimpin yang gundah, yang melihat ketidakadilan Allah kepada manusia yang berbeda keimanannya. Dirasa tidak adil, di mata Musa. Dalam benak pikirannya, mengapa orang yang tidak mengakui Tuhan diberi kelonggaran dalam mendapatkan rizki. Sementara orang yang dengan keimanan yang khusuk, mengakui Tuhan dengan segala konsekuensinya, justru disempitkan pintu rizkinya.

Melihat kekasih-Nya, Allah menjawab “Wahai Musa, aku memiliki dua negeri. Coba lihat keduanya”. Allah memperlihatkan negeri yang pertama kepada Musa. “Lihatlah negeri-Ku. Aku sediakan untuk para kekasih-Ku, orang mengenal-Ku dengan mata dan hati, dan orang yang bersabar”.

Tak berapa lama, Allah memperlihatkan kepada Musa negeri yang kedua. “Coba lihat negeriku yang satunya ini”. Allah tak sempat menerangkan lebih jauh, segera Nabi Musa beristighfar. Allah berkata “Wahai Musa, apa yang merugikan hamba-Mu di hari yang terbatas ini? Aku sempitkan rizkinya, dia bersabar kemudian meridhai, dan Aku meridlainya. Dia datang kepada-Ku, dan akau meridlainya. Maka aku tempatkan hamba-Ku di negeri ini”. Seraya menyodorkan negeri yang pertama.

Buku bacaan: Cerita-cerita Menakjubkan Bani Israil, karya Sa’id bin Muhammad as Sannari.

Posting Komentar untuk "Dua Orang Nelayan"