Musa, Firaun dan Haman (2)

Firaun

Nama Firuan dalam al Qur’an disebutkan 74 kali dalam 27 surat, pada 67 ayat.

Mereka disebut Para Firaun, karena Fara’an (pharaan) I, sehingga ia menjadi nama bagi semua tiran dan penguasa tertinggi.

Nama Firaun bukan sebutan untuk sebuah nama seseorang, tetapi rezim. Misalnya, Sinan bin ‘Alwan bin ‘Abid bin ‘Uwaij, inilah Firaun pertama yang menguasai Mesir ketika Nabi Ibrahim datang. al Walid bin ar Rayyan adalah Firaun pada zaman Nabi Yusuf. al Walid bin Mush’ab adalah Firaun pada masa Nabi Musa, yang akan kami tulis berikut ini.

Namanya adalah Zhalm bin Qawms. Konon, dia berasal dari Arab, suku Balli, dengan ciri khasnya kulit yang berbintik-bintik, perawakannya pendek, dan dia berkuasa di Mesir selama 500 tahun sebelum Allah menenggelamkan dan membinasakannya. Dialah al Walid bin Mush’ab.

Firaun pada zaman Nabi Musa berasal dari Amalek. (Amalek adalah sebuah bangsa yang mendiami daerah Negev dan Semenanjung Sinai. Mereka adalah bangsa nomaden yang hidup di pinggiran wilayah pertanian Kanaan selatan. Mereka dikenal sebagai musuh utama Israel, bahkan sejak masa di padang gurun hingga awal pemerintahan kerajaan Israel).

Pada saat itu, suku Amalek adalah penghuni bumi yang paling kuat, kerajaan mereka paling besar. Ada pula yang berpendapat berasal dari suku Balli, Arab. Ada pula yang berpendapat dari Koptik.

Firaun adalah nama panggilan bagi orang yang menguasai suku Amalek, seperti Kaisar untuk Raja Romawi, dan Kisra bagi Raja Persia. Karena Firau melampaui batas, maka disebut dengan tafar’ana (berfiraun), yang berarti melampaui batas dan sombong.

Pekerjaan pertamanya adalah menata kelas sosial agar masyarakatnya dapat dikendalikan. Mendirikan panji (simbol-simbol) yang salah satunya berfungsi untuk pemersatu. Mendirikan benteng pertahanan disisi bangsal dan perbatasan kota. Membangun kota. Membuat parit, dan melantik Haman sebagai orang dekat.

Sumber kekuatan Firaun dalam memerintah antara lain :

  • Mitos keturunan Ilahi dan Status Ketuhanan. Bangsa Mesir kuno percaya bahwa Firaun bukanlah sekedar raja, melainkan inkarnasi dewa Horus yang hidup di Bumi.
  • Warisan Dinasti. Kekuasaan Firaun umumnya diwariskan secara dinasti, dari satu anggota keluarga ke anggota lainnya, biasanya dari ayah ke anak laki-laki atau pewaris yang ditetapkan. Ini memberikan stabilitas dan legitimasi pada pemerintahan mereka. Ada sekitar 332 Firaun yang memerintah Mesir melalui berbagai dinasti selama kurang lebih 3000 tahun.
  • Mengendalikan Sumber Daya Alam dan Ekonomi. Firaun mengklaim pemilik mutlak seluruh tanah di Mesir. Didukung oleh faktor demografi, antara lain pertanian yang subur dan sumber daya Sungai Nil. Rakyat menganggap bahwa Firaun mampu mengendalikan banjir tahunan Sungai Nil. Sungai yang membawa kesuburan.
  • Menciptakan Birokrasi Pemerintahan yang kuat. Penataan manajemen yang rapi, didukung oleh pegawai yang cekatan, serta penempatan orang yang tepat sesuai dengan bidangnya. Firaun mengangkat Wazir (perdana Menteri) yang bertindak sebagai wakilnya dengan tugas mengkoordinasi instansi penyangga negara. Memilah-milah daerah sesuai dengan wilayah administratif yang dikendalikan oleh Nomark.
  • Kekuatan Militer. Sebagai panglima tertinggi, ia memiliki pasukan yang kuat. 500.000 prajurit dibawah kendalinya. Pasukan diberi tugas untuk pertahanan negara, penumpasan pemberontakan, perluasan wilayah kekuasaan.

Buku bacaan: “Firaun dan Musa” karya Khalid Ali Nabhan

Posting Komentar untuk "Musa, Firaun dan Haman (2)"