Bersahabat dengan Kesalahan

Bersahabat dengan kesalahan bukanlah berarti menyukai kegagalan, melainkan sebuah pergeseran pola pikir dan sikap terhadap pengalaman dalam membuat kesalahan. Konsep "bersahabat dengan kesalahan" atau embracing failure adalah kunci yang sangat penting dalam pengembangan diri, ketahanan mental (resilience), dan pertumbuhan pribadi.

Para peneliti menemukan bahwa pada saat orang-orang membuat kesalahan, otak lebih aktif, untuk menciptakan penguatan dan selalu ada jalan untuk pertumbuhan, dari pada saat orang-orang menjawab dengan benar. Orang yang menjawab benar, biasanya selesai berfikir, kecuali orang-orang tertentu yang tidak puas hanya pada jawaban benar.

Sekarang ini banyak orang yang menghargai proses dari pada hasil. Karena dalam proses ada usaha, ada strategi, ada perhitungan efisiensi, dan tentu ada visi yang hendak diraih. Proses tidak seketika.

Mengapa takut kegagalan atau kesalahan (atychiphobia)?

Orang yang takut berbuat kesalahan biasanya adalah mereka yang perfeksionisme. Keinginan yang tidak realistis untuk melakukan segalanya dengan sempurna. Kesalahan dilihat sebagai bukti kegagalan identitas diri. Fixed Mindset), yaitu pola pikir yang meyakini bahwa kemampuan adalah sifat bawaan dan tidak dapat diubah. Dalam pola pikir ini, kesalahan membuktikan bahwa kita "tidak cukup pintar" atau "tidak berbakat". Takut kritik, yaitu khawatir akan penilaian orang lain tentang kejelekan. Takut salah akan merusak reputasi kita.

Bagaimana sebaiknya?

Pertama, kembangkan pola piker bertumbuh. Carol Dweck seorang pakar penemu konsep Growth Mindset, meyakini bahwa kecerdasan dan kemampuan dapat dikembangkan melalui dedikasi dan kerja keras. Menggeser pola pikir yang "Saya gagal, berarti saya bodoh,", agar diganti menjadi "Saya membuat kesalahan. Sebaiknya dengan cara mana yang perlu saya ubah”

Kedua, belas kasih terhadap dirinya sendiri. Kristin Neff adalah pelopor dan tokoh utama dalam pengembangan dan penelitian konsep self-compassion (belas kasih pada diri sendiri). Menurutnya, self-compassion terdiri dari tiga bagian: self-kindness (kebaikan pada diri sendiri), common humanity (kesadaran bahwa penderitaan adalah bagian dari pengalaman manusiawi), dan mindfulness (kesadaran penuh terhadap perasaan tanpa menghakimi). 

Ketiga, kesalahan sebagai laboratorium. Kesalahan adalah hasil dari sebuah eksperimen. Mereka memberi tahu kita apa yang tidak berhasil, sehingga kita bisa mencoba cara yang berbeda. Hindari pertanyaan yang fokus pada penyalahan ("Siapa yang salah?"). Fokuslah pada pemelajaran dengan mengajukan pertanyaan seperti: Apa yang bisa saya lakukan berbeda lain kali?Faktor apa yang berkontribusi terhadap kegagalanku? Apa satu hal paling penting yang saya pelajari dari kegagalan ini?

Manfaat Psikologis dari Bersahabat dengan Kesalahan

  • Kemampuan untuk bangkit kembali setelah kesulitan menjadi jauh lebih kuat.
  • Lebih berani mengambil risiko.
  • Kecemasan berkurang karena nilai diri tidak lagi terikat pada hasil yang sempurna.



Posting Komentar untuk "Bersahabat dengan Kesalahan"