Tiran

“Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zhalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak” (S. Ibrahim : 42)

Nigel Cawthorn adalah seorang penulis lepas dan editor asal Inggris, baik untuk fiksi maupun non fiksi. Sepesialis tentang sejarah. Tema yang pernah ditulis antara lain:

·        Pembunuh berantai dan pembunuh massal (Serial Killers and Mass Murderers)

·        Sejarah kerajaan, seperti Pangeran Andrew

·        Tokoh sejarah seperti Alan Turing

·        Kejahatan nyata, seperti kasus Josef Fritzl

·        Sejarah perang, seperti Perang Vietnam dan Perang Dunia II

·        Sejarah kultus (Cults)

Diantara sekian karyanya, Ia pernah menulis buku yang berjudul “Tyrants, History’s 100 Most Despots & Dictators yang ditulis 2014. Buku yang bercerita tentang penguasa yang memerintahkan dengan tangan besi atau tirani, pada zamannya masing-masing. Mulai dari Zaman kuno, pertengahan, sampai zaman modern ini.

Di zaman kuno tercantum nama Caligula dan Nero. Pada periode pertengahan muncul Kaisar Tsar Ivan The Teribble dan Peter Agung. Sedangkan kurun masa modern terdapat sederet Pol pot, Kim Il Sung yang diteruskan Kim Jong Un.

Anehnya bermunculan penguasa yang tiran dari berbagai negara. di Benua Eropa terdapat Adolf Hitler, Vladimir Ilych Lenin. di Perancis ada Chaterine de Medici, Louis XVI. di Spanyol ada Francisco Franco, serta nama-nama lain yang tidak kurang terkenalnya seperti Mussolini, Saddam Husein, Slobodan Milosevic.

Bagaimana dengan Indonesia? sama saja. Bahkan sejak zaman kerajaan benih-benih penguasa tiran sudah ada. Raja Amangkurat I (1618), yang bergelar Raden Mas Sayyidin putra Sultan Agung. Ia adalah raja yang bengis pada masanya. Bahkan, bermusuhan dengan anaknya sendiri Adi Pati Anom.

RijcKlof Van Goens, seorang Gubernur Jendral Hindia Belanda pada masa pemerintahan tahun 1678 - 1681 mencatat, tidak kurang 5.000 sampai 6.000 rakyat Kerajaan Mataram Islam dibunuh oleh Amangkurat 1.

Mengapa sampai terjadi seorang pemimpin bertindak sewenang-wenang.

Tidak menerima saran dari lingkar kekuasaan. Ini terjadi pada pribadi yang memiliki kepribadian raja. Ia beranggapan bahwa raja adalah wakil Tuhan. Berhak untuk menghidupkan dan meniadakan seseorang. Atau sebaliknya, terlalu percaya saran pada pembantu utamanya.

Mengutamakan loyalitas dari pada kompetensi , dan mengesampingkan kinerja, kejujuran, merendahkan norma-norma dalam masyarakat. Kesewenangan memang berangkat dari telinga yang tuli, dan menutup rapat mata. Ia memanjakan hati, dan ingin meraih kesenangan secara instan dan cepat.

Posting Komentar untuk "Tiran"