Filsafat Barat dalam Lintasan

Filsafat merupakan induk dari segala ilmu, menawarkan begitu banyak manfaat bagi siapa saja yang ingin menggali lebih dalam tentang dirinya, dunia, dan kehidupan. Mempelajari filsafat, kita akan memeroleh ketajaman berpikir kritis. Filsafat melatih kita untuk berpikir secara sistematis, logis, dan analitis. Kita diajak untuk meragukan segala asumsi, mencari bukti, dan mengevaluasi argumen secara objektif.

Berfilsafat dapat pula menemukan kebenaran. Filsafat mendorong kita untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang kehidupan, alam semesta, dan pengetahuan. Meskipun jawabannya mungkin tidak selalu pasti, proses pencarian itu sendiri akan memperkaya pemahaman kita tentang dunia.

Karena filsafat sangat bermanfaat untuk kehidupan, ada baiknya bila kita memelajari sejarah filsafat, mulai dari Pra Socrates hingga abad ke-21. Tidaklah mungkin untuk mengetahui filsafat sekarang tanpa merunut asal-usulnya. Tidaklah mungkin filsafat dapat dipelajari hingga sekarang, tanpa mengetahui pemikiran Yunani.

Ilmu Pengetahuan (Sains): Dari Aristoteles (logika, biologi awal) dan para filsuf alam Pra-Sokrates, hingga Francis Bacon dan René Descartes (metode ilmiah), kita melihat bagaimana filsafat melahirkan fisika, astronomi, dan matematika.

Politik dan Hukum: Konsep-konsep demokrasi, keadilan, dan hak asasi manusia berakar pada pemikiran Plato, Aristoteles, John Locke, Jean-Jacques Rousseau, dan Immanuel Kant.

Psikologi dan Etika: Pemahaman tentang jiwa (psyche) berawal dari filsuf Yunani dan terus berkembang melalui Hume, Nietzsche, hingga filsafat eksistensialisme.

Dapat kita golongkan bahwa perjalanan Filsafat menjadi empat bagian.

Bagian pertama, dimulai dari filsafat zaman kuno (Pra Socrates hingga Patristika Latin). Yang masuk dalam kubu ini antara lain: Socrates, Plato, Aristoteles, Mazhab Besar, Neoplatonisme, Patristika Yunani dan Patristika Latin. Ciri utamanya, para filosof ini merupakan orang-orang pertama yang tidak merasa puas dengan penjelasan berdasarkan mitos-mitos, melainkan menghendaki penjelasan yang masuk akal.

Bagian kedua, Filsafat Zaman Pertengahan. Yang masuk dalam rombongan ini antara lain: timbulnya Scolastika, Abad ke-12, Semarak Neoplatonisme dan Aristoteleisme. Tanda-tandanya, lebih menekankan pada logika dan sekaligus metafisika. Metode penyampaiannya mulai tersistem. Tokoh utamanya adalah Agustinus dari Hippo dan Thomas Aquinas.

Bagian ketiga, Zaman Filsafat Modern. Setelah pintu logika dibuka pada zaman pertengahan, maka dimulailah periode mengagungkan logika. Memudarnya metafisika, serta hilangnya teologi yang mengekang pikiran manusia. Munculnya Filsafat Renaisance, Masa Pencerahan dan Kritika Pengetahuan. 

Tanda-tandanya antara lain, Antroposentrisme (berpusat pada manusia), otonomi akal, memprioritaskan epistemology (teori pengetahuan), munculnya rasionalisme dan empirisme, pendekatan metodis dan sitematis, individualisme dan liberalisme, serta sekulerisme pemikiran.

Bagian keempat, filsafat abad kesembilan belas hingga kini. Munculnya filsafat Jerman, menjadi pelopor perkembangan filsafat modern. Lokomotifnya Emmanuel Kant, yang menyatakan bahwa kebebasan adalah hak bawaan manusia dan harus diberikan setara kepada setiap orang. Gagasan Kant kemudian merembet ke Perancis dan Inggris. Di belakang Kant ada pengikut, antara lain: Fichte, Schelling, Hegel.

Berfilsafat sama halnya dengan berfikir. Logis maupun non logis, semua membutuhkan pemikiran. Dengan berpikir, maka manusia mampu menghasilkan kebudayaan, yang dapat bermanfaat untuk kehidupan yang lebih baik.

Berfilsafat adalah bentuk berpikir, tetapi tidak semua berpikir adalah berfilsafat.

Ini seperti mengatakan "semua kucing adalah hewan, tetapi tidak semua hewan adalah kucing." berpikir pada tingkat yang lebih tinggi, yang dicirikan oleh: Radikalitas, kritis, dan sistematis.

Posting Komentar untuk "Filsafat Barat dalam Lintasan"