Makan untuk menghasilkan Energi

Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya

(al-Baqarah 2: 172)

Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok manusia setiap hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh, baik untuk pertumbuhan maupun energi. Pertumbuhan sangat diperlukan untuk anak-anak dan remaja. Energi dibutuhkan untuk bekerja, berkarya, juga beribadah. Dengan demikian, makan dan minum bukan hanya untuk pertumbuhan dan energi, tapi juga untuk beribadah.

Allah telah menciptakan begitu banyak ragam makanan di bumi ini. Allah juga telah menciptakan sistem pencernaan makanan dan metabolisme dalam tubuh yang amat canggih. Sistem itu berjalan secara otomatis dan terus menerus tanpa campur tangan manusia.

Secara sederhana, makanan adalah bahan bakar yang dibutuhkan tubuh Anda untuk melakukan segala sesuatu. Mulai dari fungsi dasar seperti bernapas dan menjaga detak jantung, hingga aktivitas fisik yang intens seperti bekerja dan berlari.

Tiga Makronutrien (nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang besar sebagai penghasil energi). Ketiga komponen itu adalah karbohidrat untuk sumber energi yang cepat dan utama bagi otak dan otot. Protein untuk membangun dan memperbaiki jaringan, tetapi dapat pula sebagai sumber energi cadangan. Lemak adalah sumber energi paling padat dan untuk cadangan energi jangka panjang.

Sebagai seorang muslim, meskipun telah disediakan berbagai makanan yang bersih dan penuh gizi, tetapi harus diperhatikan juga kriteria halal dan thayyib. Kata halal berasal dari “halla” yang berarti lepas, atau tidak terikat. Halal berarti hal-hal yang diperbolehkan dan dapat dilakukan karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan yang melarang.

Thayyib berarti makanan yang tidak kotor dari segi zatnya atau tidak rusak. Thayyib juga dapat diartikan makanan yang mengundang selera dan tidak membahayakan secara fisik dan akalnya. Aman dari bebas mikrobia pathogen dan bebas dari zat-zat kimia yang berbahaya seperti formalin, boraks, atau zak kimia lainnya.

Thayyib dapat juga diartikan sebagai makanan dengan tingkat gizi yang tinggi. Makanan yang thayyib bagi seseorang, belum tentu thayyib bagi orang lain. Contoh, telur itu thayyib bagi orang yang kadar kolesterolnya normal, tetapi tidak thayyib bagi mereka yang mempunyai kadar kolesterol yang tinggi.

Kemanfaatan makanan tidak hanya tergantung dari nilai gizi, namun bagaimana efisiensi tubuh mencerna makanan dan pengambilan unsur atau senyawa yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan kebutuhan energi. Selain itu, efisiensi pembakaran makanan menjadi energi oleh oksigen sangat tergantung pada kemampuan paru-paru dalam menyerap udara.

Sebagai sumber energi, makanan akan dicerna dalam usus dan dibakar oleh oksigen yang diserap oleh paru-paru, dan menghasilkan panas (energi) untuk gerak dan kegiatan.

Pembakaran makanan dalam tubuh manusia juga sangat kompleks. Memahami proses-proses tersebut tidak hanya bermanfaat untuk menghindari hal-hal yang mengganggu sistem metabolisme tubuh, tetapi juga sekaligus memahami kebesaran Allah swt. 

Posting Komentar untuk "Makan untuk menghasilkan Energi"