Dari manakah dimulainya pembangunan? Adam Smith seorang ahli ekonomi mengemukakan bahwa pembangunan berawal dari tersedianya sumber daya alam, penduduk, dan barang modal. Ia melihat bahwa kekayaan alam, jumlah penduduk serta modal untuk perputaran roda ekonomi penyumbang utama dari tegaknya pembangunan. Dari ketiga tiang pembangunan itu yang paling penting adalah sumber daya alam, kilahnya. Dia mengabaikan peran teknologi dalam memacu laju pembangunan. Padahal teknologi sudah terbukti sangat efisien dalam menggerakkan dinamika masyarakat. Inilah salah satu kelemahan pemikiran kaum klasik.
Dari lubang kelemahan yang disodorkan Adam Smith, Schumpeter
memberi alternatif, bahwa sumber daya manusia (SDM) merupakan tonggak utama
dalam pembangunan. Ia menegaskan bahwa pilar pembangunan ekonomi adalah para
enterprenur sebagai resultan pembangunan sumber daya manusia (SDM). Dengan
inovasi yang mumpuni, teknologi dapat berkembang dan dirasakan sangat
bermanfaat. Innovator ini dapat tercipta manakala kualitas pendidikannya juga
handal.
Teori tersebut ternyata relevan dan dapat
dibuktikan dalam konteks aktual saat ini. Lihatlah model pembangunan
negara-negara maju. Pilar utama pembangunan ekonomi mereka adalah pembangunan
sumber daya manusia yang berkonsekwensi logis pada pembangunan pendidikan yang
berkualitas bagi warganya.
Alex Inkeles dan David H. Smith pada dasarnya juga berbicara
tentang pentingnya faktor manusia sebagai komponen penting penopang
pembangunan. Pembangunan bukan sekedar pasokan modal dan teknologi saja. Tetapi
di dibutuhkan manusia yang dapat mengembangkan sarana material tersebut supaya
menjadi produktif. Untuk ini, dibutuhkan manusia modern. (DR Arif
Budiman dalam bukunya “Teori Pembangunan Dunia Ketiga”)
Manusia modern memiliki ciri-ciri: keterbukaan terhadap
pengalaman dan ide baru, berorientasi ke masa sekarang dan masa yang akan
depan, punya kesanggupan merencanakan, percaya bahwa manusia bisa menguasai
alam dan bukan sebaliknya. Tanda-tanda ini tentu bisa ditambah atau dikurangi
sesuai dengan kondisi lingkungan.
Dikatakan lebih jauh “Dampak
pendidikan tiga kali lebih kuat dibandingkan dengan usaha-usaha lainnya.
Kemudian, pengalaman kerja dan pengenalan terhadap media masa merupakan cara
kedua yang efektif”
Pendidikan, untuk saat ini merupakan sektor yang bertabur
dana. Bagaimana tidak? Dari semua kementrian yang ada sekarang ini, kementrian
pendidikan memperoleh anggaran yang paling besar. Dengan demikian ada harapan
bahwa pendidikan sebagai pilar utama pembangunan segera terwujud. Apa asumsi
ini benar?
Di Indonesia, pembangunan yang berspektif pembangunan
fisik dan mengandalkan kekayaan alam harus segera dievaluasi. Merasa “kaya”
sebenarnya bisa menurunkan mental dan menghambat motivasi orang untuk berkarya.
Karena dengan kelambanan inovasi dan motivasi yang rendah, justru malah
menghambat atau sama sekali nihil dalam pengelolaan kekayaan alam. Hanya mereka
yang memiliki pengetahuan dan etos kerja yang tinggi yang mampu mengelola
sumber daya alam dengan efektif dan efisien.
Untuk masa yang masih
panjang, pendidikan mental murid tidak mungkin dibebankan kepada orang tuanya
karena tiga hal.
Pertama, kedua orang tua
mereka telah terlalu sibuk untuk mencari nafkah hidup yang kian tinggi
tuntutannya.
Kedua, mereka adalah produk
pendidikan masa lalu yang bermental santai dan bermoral yang lepas nilai.
Posting Komentar untuk "Pendidikan: Pilar Utama Pembangunan"