Monozukuri


Secara etimologi Monozukuri berasal dari kata mono artinya produk, barang, atau benda dan zukuri berarti proses pembuatan atau membentuk. Sehingga monozukuti bermakna pembuatan produk atau manufaktur. Di Jepang, monozukuri adalah sebuah filosofi budaya dan spiritualitas produksi yang memiliki makna jauh lebih dalam daripada sekadar proses membuat barang.

Monozukuri adalah sebuah mentalitas yang mencakup sintesis dari kehebatan teknologi, pengetahuan mendalam, dan yang paling penting, semangat praktik manufaktur Jepang.

Monozukuri menuntut tingkat keahlian dan keterampilan yang tinggi, tidak hanya dalam membuat produk, tetapi juga dalam terus menyempurnakan proses pembuatannya. Ada kebanggaan yang mendalam pada para pengrajin (shokunin) untuk menghasilkan produk yang terbaik, bahkan hingga ke detail terkecil.

Monozukuri mencakup sikap tulus (makna) terhadap produksi dengan rasa bangga, dedikasi dan kepedulian terhadap konsumen.

Monozukuri menanamkan obsesi untuk perbaikan tanpa henti. Proses produksi harus selalu dievaluasi dan ditingkatkan. Tidak ada titik akhir dalam mengejar kesempurnaan, dengan filosofi te[at waktu dan otomatisasi dengan sentuhan manusia.

Yang melatarbelakangi industri Jepang memproduksi produk yang berkualitas tinggi adalah adanya budaya Jepang ini. Di Jepang ada tingkatan hubungan Senior dan Junior di dalam lingkungan kerja. Dengan mendapatkan bimbingan yang disiplin dari senior akan menjadi bekal sebuah keahlian untuk junior. Dalam monozukuri, semua pihak terkait harus memiliki perasaan “saya ingin memuaskan pelanggan”. Dan untuk selalu mempunyai perasaan seperti itu, lahirlah pemyempurnaan dan perbaikan yang terus-menerus, yang dalam bahasa Jepang disebut Kaizen. Dalam dunia bisnis di Jepang, seperti halnya dengan monozukurikaizen, sering digunakan. Di lokasi produksi di Jepang, kaizen diusulkan dan diterapkan secara terus-menerus.

 

Posting Komentar untuk "Monozukuri"