Manusia (Insan)

 

Dalam al Qur’an, insan disebutkan enampuluh lima kali. Kata “insan” berasal dari Bahasa Arab al Ins. Secara etimologi berarti jinak, harmonis, dan tampak. Apa pula yang mengartikan lupa, berguncang.

Insan dapat dikatagorikan menjadi tiga bagian. Pertama, insan dikaitkan dengan ujud yang berbeda dengan hewan, yaitu diberi ilmu pengetahuan, ýang mengajarkan dengan pena, mengajarkan insan apa yang tidak diketahui (al Alaq: 4-5). Ayat ini menunjukkan betapa kemurahan Allah yang mengajarkan manusia dan memberi pena.

Kata Qalam terambil dari kata qalama yang artinya memotong ujung sesuatu. Kayu yang dipotong ujungnya sehingga menjadi runcing, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Anak panah yang dipotong ujungnya sehingga menjadi runcing untuk berburu, atau untuk berperang demi membela diri. Karenanya, kata insan, biasanya dihubungkankan dengan kata nazar (merenung, memikirkan, menganalisis, mengamati) fenomena lama.

Kedua, yang dihubungkan dengan keistimewaan sebagai khalifah atau pemikul Amanah. Seorang cendekiawan muslim mengartikan Amanah sebagai menemukan hukum alam, menguasai, atau mengetahui nama-nama semua.

Secara Bahasa, amanah adalah bentuk Masdar dari kata amina ya’ manuamnan wa amanatan, yang berarti aman, tenang, dan tenteram. Sedangkan menurut istilah, kata amanah dapat berbentuk tanggung jawab kepada pemiliknya, titipan, dapat dipercaya.

Manusia memiliki rasa tanggung jawab. Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa memperatanggungjawabkan)? QS al Qiyamah [75:36]. Di surat yang sama, khususnya ayat ke tiga, Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?

Ketiga, kata insan yang dihubungkan dengan kecenderungan berbuat negatif. “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). QS Ibrahim: 36. Dalam ayat yang lain juga disebutkan bahwa manusia banyak membantah, bodoh, tidak tahu terima kasih, meragukan akhirat, dan lain-lain.

Allah bersumpah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Namun, Allah menempatkannya pada tempat yang seburuk-buruknya, kecuali bagi orang-orang yang mengindahkan beberapa kriteria tertentu, yakni:

1) mampu meneguhkan keyakinannya terhadap Allah dan segala ketentuan-Nya,

2) membiasakan diri berbuat kebaikan,

3) berwasiat perihal kebenaran, dan

4) berwasiat perihal kesabaran.

Sumber bacaan; Konsep-konsep Antropologis dalam bukunya Kontekstualisasi Diktrin Islam dalam Sejarah.

Posting Komentar untuk "Manusia (Insan)"