Opini
Opini
adalah pendapat. Pernyataan atau pandangan yang diyakini seseorang. Opini
bersifat subyektif, karena tidak perlu konfirmasi fakta.
Artikel
opini adalah tulisan lepas yang dibuat oleh seseorang untuk mengupas masalah aktual
atau masalah kontroversial. Argumen-argumen dalam artikel opini harus bersifat
kritis, tegas dan logis. Dalam Bahasa sekarang lebih popular dengan nendang.
Opini,
pada dasarnya adalah argumen. Untuk berargumen memang dibutuhkan data dan fakta.
Hal tersebut tidak disangkal lagi. Tetapi kehadiran data dan fakta dalam opini
hanyalah berfungsi sebagai pendukung argumen. Proporsi data dalam penulisan
opini hanya berkisar sepuluh persen dari keseluruhan konstruksi opini.
Sedangkon porsi yang paling besar ada pada argument itu sendiri.
Karakteristik
opini antara lain
Subjektif: Opini berasal dari sudut pandang individu. Apa yang dianggap baik oleh
satu orang bisa jadi tidak sama bagi orang lain.
Berdasarkan Keyakinan: Opini sering kali didasari oleh keyakinan
moral, etika, atau pandangan dunia seseorang.
Tidak Dapat Diverifikasi: Anda tidak bisa membuktikan opini itu benar
atau salah. Anda hanya bisa setuju atau tidak setuju dengannya.
Beragam: Dalam setiap isu, hampir selalu ada beragam opini yang saling berbeda,
bahkan bertentangan.
Langkah-langkah membuat opini
Pertama: Galilah ide. Kesulitan seseorang yang
akan menulis opini adalah ide. Banyak sekali fakta dan data yang bersliweran.
Tapi disitulah titik lemahnya. Tidak dapat menangkap satu idepun, diantara
ratusan data. Ilham terkadang datang secara tiba-tiba. Namun hanya diingat.
Maka, gagasan sering menghilang bersama angin.
Tanpa hadirnya ide, mustahil akan memulai
sebuah tulisan. Bila ingin ide itu selalu dipegang, maka dapat digali masalah-masalah
aktual dan kontroversial di televisi, media sosial, atau bahkan grup whatsaap.
Terkadang diskusi-diskusi kecil di grup malah dapat memunculkan ide yang
menarik untuk dikupas.
Kedua: Siapkan rancangan argumen, lengkap
dengan alternatif pemecahannya. Gambaran kasarnya sudah ditangkap. Bila perlu susun
pokok pikirannya (draft). Mungkin ada sebuah tag line yang dapat membantu,
“mulailah menulis dengan bekal yang cukup, jangan pernah berangkat menulis
tanpa bekal sedikitpun”.
Ketiga: Setelah draftnya jadi, mulailah
memoles tulisan agar terlihat enak dibaca. Hindari kata atau kalimat, yang
orang lain tidak mengerti. Atau dapat juga dalam kata tersebut diberi
penjelasan, dengan harapan pembaca memahami, tanpa menghilangkan pokok pikiran.
Perbanyak perbendaharaan kata atau sinonim agar tidak membosankan.
Keempat: baca sekali lagi. Terkadang penulis
menemui huruf yang salah. Meskipun hanya satu atau dua huruf, tapi itau dapat
menganggu orang membaca. Kurangi kalimat bila itu perlu, atau tambahkan kalimat
bila untuk menguatkan. (Bersambung)
Bahan
bacaan: Menulis Opini dan Kolom, oleh Kunjana Rahardi
Posting Komentar untuk "Opini dan Kolom (1)"