Mengelola Depresi

 

Datang tak diundang, pergi harus diusir dengan paksa. Itulah depresi. Pasti menakutkan. Orang tidak mau kedatangan depresi. Tak tahunya yang menciptakan depresi justru manusia itu sendiri. Stress yang berlarut-larut dan berkepanjangan.  

Depresi timbul karena ada sebuah kejadian yang dramatis, seperti kehilangan sesuatu yang sangat disayangi. Misalnya, kematian seseorang yang ia dambakan. Putus asmara yang melantur tiada ujung. Setiap orang hampir mengalami. Depresi dapat menyerang siapa saja.

Depresi merupakan gangguan mental yang dapat memengaruhi bahkan menghancurkan seluruh tubuh baik fisik, emosional, maupun spiritual. Orang yang menderita depresi jauh lebih berat dari pada kecelakaan fisik. Bila orang terluka karena kena pisau, mungkin seminggu dapat sembuh. Depresi, penyembuhannya dapat berbulan-bulan bahkan tahunan, tergantung bagaimana seseorang dapat mengelola depresi.

Gejala secara fisik akibat dari depresi antara lain gangguan kesulitan tidur (terlalu sedikit atau terlalu lama). Menurunnya aktifitas yang tidak melibatkan orang lain, seperti makan dan tidur. Produktifitas kerja menurun. Ia tidak dapat menikmati kepuasan kerja, kehilangan minat dan motivasi bekerja. Rendah diri dan mudah sakit.

Indikasi lain orang yang terkena depresi adalah: bila seseorang menyimpan perasaan negatif, maka akan mudah lelah karena karena energinya sudah terserap ke pikiran yang negatif. Merasa tidak berguna. Perasaan ini timbul karena merasa menjadi orang yang gagal. Perasaan bersalah terkadang muncul dari orang yang mengalami depresi. Mereka memandang ada sesuatu yang menimpa dirinya sebagai sebuah hukuman dari rasa bersalah.

Selama kita masih hidup, ujian dan cobaan tidak akan pernah hilang. Cobaan akan selalu menyertai dalam perjalanan kehidupan. Namun perlu diingat bahwa ujian dan cobaan sebenarnya adalah untuk meningkatkan derajat. Maka perubahan adalah keniscayaan. Kita bergerak atau diam, perubahan akan selalu mengalir, sebagaimana air yang selalu mencari tempat yang lebih rendah.

Jiwa, pikiran dan raga merupakan tiga entitas yang saling berkaitan, saling memiliki jaringan yang tak terpisahkan. Jiwa kita sakit, maka seluruh anggota badan akan merasakan. Jiwa ini ibarat ladang yang harus selalu mendapat suplay air agar tak kerontang. Agar tumbuhan tetap mekar.

Pikiran dan hati juga harus menyatu agar dapat merasakan kenikmatan bagaimana indahnya kesedihan dan bagaimana karunia kebahagiaan. Kesedihan yang berkepanjangan dapat memperburuk jiwa dan raga. Sedih adalah seni dalam hidup, yaitu ketika harapan dan keinginan yang kita dambakan tidak sesuai dengan hasil yang diperoleh. Kebahagiaan yang berkelanjutan tanpa memikirkan orang lain, juga tidak akan pernah merasakan indahnya berbagi.

Sumber bacaan: “Manajemen Pikiran untuk Mengatasi Stress dan Depresi” karya Pradipta Sarastika

Posting Komentar untuk "Mengelola Depresi"