Ini
adalah cerita.
Konon
dalam sebuah legenda, seekor ular akan bertobat. Ia sudah berjanji untuk tidak
menyakiti manusia atau menakut-nakuti hewan lain. Kemudian, ia pergi ke orang
bijaksana untuk meminta nasehat tentang apa yang harus dilakukan. “Pak bijak,
aku datang kemari mau minta tolong. Bagaimana caranya agar saya hidup damai,
tenteram, tidak diusik oleh orang”. Mendengar permintaan ular yang luar biasa
itu, orang bijaksana itu berkata kepadanya “Pergilah ke suatu tempat yang
kamu sukai. Carilah tempat yang sepi untuk menyendiri dan tahanlah dirimu agar
tidak terlalu banyak makan”.
Si
Ular melakukan apa yang telah diperintahkan kepadanya. Minggu pertama terasa
aman. Begitu memasuki minggu kedua gangguan mulai berdatangan. Ia mulai menggeliat
dari tempat pembaringannya karena ulah anak-anak yang datang seraya melempari
dengan batu. Tatkala anak-anak melihat tidak ada perlawanan balik, maka
penyiksaan yang dilakukan kepada si ular semakin bertubi-tubi. Kemudian, si
ular memutuskan untuk datang lagi kepada orang bijaksana. Melaporkan apa yang
telah dialami.
Orang
bijaksana itu berkata “sekali dalam seminggu, kamu harus menyemburkan bisamu
ke udara, supaya anak-anak itu melihat bahwa kamu mampu melakukan perlawanan,
bila kamu mau”.
Si
ular sekali lagi melakukan apa yang diperintahkan orang bijaksana. Setelah
berjalan beberapa minggui, memang benar nasehat Bapak Bijak. Anak-anak sekarang
tidak berani lagi mendekati, apalagi menyakitinya. Setelah itu, ia hidup
tenang.
Khatimah
Banyak
orang mulia yang disebabkan kesabaran. Namun, terkadang kesabaran tersebut
dapat menimbulkan permusuhan dan penderitaan bagi mereka. Ketika kesabaran
makin bertambah, maka musuh semakin meningkat. Ada orang yang beranggapan bahwa
tidak membalas atas permusuhan adalah orang yang berjiwa lemah dan hanya
memiliki sedikit keberanian.
Orang
lain dapat memahami betapa frustrasinya menghadapi orang yang sok kuasa.
Perilaku ini bisa sangat menguras energi dan merusak hubungan. Penting untuk
diingat, ini bukan tentang "melawan" dalam arti konfrontasi langsung
yang agresif, melainkan tentang membangun strategi yang efektif untuk
melindungi diri dan menjaga keseimbangan emosional
Benar.
Kita telah memaafkan kesalahan orang-orang yang ada di sekitar kita. Bahkan
kita terkadang kita menutup mata atas kejahatan mereka atas diri kita. Kalau
hal ini terus dibiarkan, maka mereka kan menginjak-injak kehormatan dan harga
diri kita. Inilah yang tidak diperbolehkan oleh akal, logika dan agama.
Posting Komentar untuk "Semburan Ular"